Friday, 4 December 2015

HUBUNGAN DAN PERSAMAAN GAYA KEPEMIMPINAN DAN CIRI USAHAWAN

Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia. Ada banyak pengertian yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa kesamaan.
 
Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar berkerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok. Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong dan mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus. 

Jenis-jenis Gaya Kepemimpinan:
 
1. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.
 
2. Gaya Kepemimpinan Demokratik / Democratic
Gaya kepemimpinan demokrasi adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
 
3. Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantiti yang kecil di mana para bawahan yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.

Ciri-ciri seorang usahawan:
  • Kreatif
  • Inovatif
  • Sanggup hadapi risiko
  • Bijak ambil peluang
  • Usaha yang berterusan
Selain ciri-ciri yang di atas, seorang usahawan yang berjaya juga harus mempunyai ciri-ciri yang berikut:

1. Berani
Berani merujuk kepada naluri keusahawanan, yang merupakan keinginan yang amat kuat untuk mempunyai perniagaan sendiri. Usahawan mesti mempunyai keberanian dan dedikasi yang benar-benar akan ditumpukan kepada matlamat usahawan. Secara kebetulan, kesetiaan kepada matlamat anda bererti usahawan mempunyai kecenderungan yang amat kuat untuk perniagaan yang dimaksudkan. Hidup ini terlalu pendek untuk memulakan perniagaan yang tidak memberi kepuasan dan kegembiraan kepada diri-sendiri.

2. Cerdik
Walaupun kelulusan pelajaran yang sesuai adalah penting, "otak" keusahawanan ertinya lebih daripada pencapaian akademik. Untuk menjadi usahawan yang berjaya, usahawan mesti mempunyai pengetahuan kerja dengan perniagaan yang usahawan merancang untuk memulakan sebelum usahawan mula. Akal budi digabungkan dengan pengalaman yang sesuai adalah kecerdikan yang diperlukan. Sikap berhati-hati dan cermat adalah sangat penting.

3. Modal
Usahawan akan memerlukan wang benih sendiri, termasuk wang tunai yang mencukupi untuk mengekalkan aliran tunai yang positif untuk sekurang-kurangnya tahun pertama perniagaan anda. Dalam sesi masa depan, usahawan akan belajar bagaimana untuk meramal keperluan tunai masa depan melalui kawalan aliran tunai. Banyak perniagaan boleh ditubuhkan pada skala yang sangat kecil dengan pelaburan yang kecil. Kemudian, setelah perniagaan berkembang dan usahawan itu telah mendapat pengalaman, aliran tunai dari perniagaan anda boleh digunakan untuk pertumbuhan.


Monday, 30 November 2015

Ciri-ciri Teori Kepemimpinan Terhadap Usahawan

Apakah Teori Kepemimpinan?
Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang membuat dua hal pokok iaitu: pemimpin sebagai subjek dan yang dipimpin sebagai objek. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina dan mengatur, menuntut dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap orang mempunyai kesamaan di dalam menjalankan kepemimpinannya.
Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama. Namun ada beberapa pengertian kepemimpinan, antara lain:
Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).
Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).


Antara-antara ciri-ciri kepemimpinan adalah berikut: 
1.Teori Great Man 
Anda mungkin pernah mendengar bahwa ada orang-orang tertentu yang memang "dilahirkan untuk memimpin". 
Menurut teori ini, seorang pemimpin besar dilahirkan dengan karakteristik tertentu seperti karisma, keyakinan, kecerdasan dan keterampilan sosial yang membuatnya terlahir sebagai pemimpin alami. 
Teori great man mengasumsikan bahwa kapasitas untuk memimpin adalah sesuatu yang melekat, 
pemimpin besar dilahirkan bukan dibuat. Teori ini menggambarkan seorang pemimpin yang heroik dan
 ditakdirkan untuk menjadi pemimpin karena kondisi sudah membutuhkannya.


2. Teori Sifat

Teori sifat berasumsi bahwa orang mewarisi sifat dan ciri-ciri tertentu yang membuat mereka lebih cocok untuk menjadi pemimpin. Teori sifat mengidentifikasi kepribadian tertentu atau karakteristik perilaku yang sama pada umumnya pemimpin. Sebagai contoh, ciri-ciri seperti ekstraversi,kepercayaan diri dan keberanian, semuanya adalah sifat potensial yang bisa dilakukan dengan pemimpin besar. Jika ciri-ciri khusus adalah fitur kunci dari kepemimpinan, maka bagaimana menjelaskan orang-orang yang memiliki kualitas-kualitas tetap bukan pemimpin? Pertanyaan ini adalah salah satu kesulitan dalam menggunakan teori sifat untuk menjelaskan kepemimpinan.Ada banyak orang yang memiliki ciri-ciri kepribadian yang terkait dengan kepimpinan namun tidak pernah mencari posisi kepemimpinan.Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu.

Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin.Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya. Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah:- pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, objektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan;- sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi,keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif;- kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik,dan berkomunikasi secara efektif.Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan aktivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.

3. Teori kontingensi
Teori kontingensi fokus pada variabel yang berkaitan dengan lingkungan yang mungkin menentukan gaya kepemimpinan tertentu yang paling cocok. Menurut Teori ini, tidak ada gaya kepemimpinan yang terbaik dalam segala situasi. Kesuksesan tergantung pada sejumlah variabel, termasuk gaya kepemimpinan,kualitas para pengikut dan aspek situasi.

4. Teori Situasional
Teori Situasional mengusulkan bahwa pemimpin memilih tindakan terbaik berdasarkan variabel situasional. Gaya kepemimpinan yang berbeda mungkinlebih tepat untuk jenis tertentu dalam pengambilan keputusan tertentu.Misalnya, seorang pemimpin berada dalam kelompok yang anggotanya berpengetahuan dan berpengalaman, gaya otoriter mungkin paling tepat. Dalam kasus lain di mana anggota kelompok adalah ahli yang terampil, gaya demokratis akan lebih efektif. Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi denganmemperhitungkan faktor waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129)adalah* Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;* Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;* Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;* Norma yang dianut kelompok;* Rentang kendali;* Ancaman dari luar organisasi;* Tingkat stress;* Iklim yang terdapat dalam organisasi.Efektivitas kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kemampuan "membaca"situasi yang dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar cocok dengan dan mampu memenuhi tuntutan situasi tersebut. Penyesuaian gaya kepemimpinan dimaksud adalah kemampuan menentukan ciri kepemimpinan dan perilaku tertentu karena tuntutan situasi tertentu. Sehubungan dengan haltersebut berkembanglah model-model kepemimpinan berikut:

a. Model kontinuum Otokratik-Demokratik 
 Gaya dan perilaku kepemimpinan tertentu selain berhubungan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, juga berkaitan dengan fungsi kepemimpinan tertentu yang harus di selenggarakan. Contoh: dalam hal pengambilan keputusan, pemimpin bergaya otokratik akan mengambil keputusan sendiri, ciri kepemimpinan yang menonjol ketegasan disertai perilaku yang berorientasi pada penyelesaian tugas.Sedangkan pemimpin bergaya demokratik akan mengajak bawahannya untuk berpartisipasi. Ciri kepemimpinan yang menonjol di sini adalah menjadi pendengar yang baik disertai perilaku memberikan perhatian pada kepentingan dan kebutuhan bawahan.

b. Model " Interaksi Atasan-Bawahan" 
 :Menurut model ini, efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada interaksi yang terjadi antara pemimpin dan bawahannya dan sejauh mana interaksi tersebut mempengaruhi perilaku pemimpin yang bersangkutan.Seorang akan menjadi pemimpin yang efektif, apabila:* Hubungan atasan dan bawahan dikategorikan baik;* Tugas yang harus dikerjakan bawahan disusun pada tingkat struktur yang tinggi;* Posisi kewenangan pemimpin tergolong kuat.

c. Model Situasional 
Model ini menekankan bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk menghadapi situasitertentu dan tingkat kematangan jiwa bawahan. Dimensi kepemimpinan yang digunakan dalam model ini adalah perilaku pemimpin yang berkaitan dengan tugas kepemimpinannya dan hubungan atasan-bawahan. Berdasarkan dimensi tersebut, gaya kepemimpinan yang dapat digunakan adalah
* Memberitahukan;
* Menjual;
* Mengajak bawahan berperan serta;
* Melakukan pendelegasian.

d. Model " Jalan- Tujuan " 
 Seorang pemimpin yang efektif menurut model ini adalah pemimpin yang mampu menunjukkan jalan yang dapat ditempuh bawahan. Salah satu mekanisme untuk mewujudkan hal tersebut yaitu kejelasan tugas yang harus dilakukan bawahan dan perhatian pemimpin kepada kepentingan dan kebutuhan bawahannya. Perilaku pemimpin berkaitan dengan hal tersebut harus merupakan faktor motivasional bagi bawahannya.

e. Model "Pimpinan-Peran serta Bawahan" 
 :Perhatian utama model ini adalah perilaku pemimpin dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan. Perilaku pemimpin perlu disesuaikan dengan strukturtugas yang harus diselesaikan oleh bawahannya.Salah satu syarat penting untuk paradigma tersebut adalah adanya serangkaian ketentuan yang harus ditaati oleh bawahan dalam menentukan bentuk dantingkat peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan. Bentuk dan tingkat peran serta bawahan tersebut "dikatakan" oleh situasi yang dihadapi dan masalah yang ingin dipecahkan melalui proses pengambilan keputusan.

5. Teori Perilaku
 Teori perilaku kepemimpinan didasarkan pada keyakinan bahwa pemimpin besar dibuat bukan dilahirkan. Teori kepemimpinan ini berfokus pada tindakan para pemimpin bukan pada kualitas mental. Menurut teori ini, orang dapat belajar untuk menjadi pemimpin melalui pengajaran dan observasi.Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorangindividu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:

a. konsiderasi dan struktur inisiasi
 Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri ramah tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan,menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas organisasi.

b. berorientasi kepada bawahan dan produksi
 perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin di pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengurusan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan. Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continuum pada dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat

diukur melalui dua dimensi yaitu perhatian terhadap hasil/tugas dan terhadap bawahan/hubungan kerja.Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan (JAF.Stoner, 1978:442-443)6.

6. Teori Partisipatif
Teori kepemimpinan partisipatif menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang ideal adalah mengambil masukan dari orang lain. Para pemimpin mendorong partisipasi dan kontribusi dari anggota kelompok dan membantu anggota kelompok merasa lebih berkomitmen terhadap proses pengambilan keputusan.Dalam teori partisipatif, bagaimanapun, pemimpin berhak untuk memungkinkanmasukan pendapat dari orang lain.

7. Teori Manajemen
Teori manajemen juga dikenal sebagai teori transaksional, fokus pada peran pengawasan kinerja, organisasi dan kelompok. Teori ini berdasarkan pada sistem imbalan dan hukuman. Teori manajemen sering digunakan dalam bisnis,ketika karyawan berhasil mereka dihargai, ketika mereka gagal mereka ditegur atau dihukum.

8. Teori Hubungan
 Teori hubungan juga dikenal sebagai teori transformasi, fokus pada hubungan yang terbentuk antara pemimpin dan pengikut. Pemimpin transformasional memotivasi dan menginspirasi dengan membantu anggota kelompok melihat penting dan baiknya suatu tugas. Pemimpin fokus pada kinerja anggota kelompok dan juga ingin setiap orang untuk memaksimalkan potensinya.Pemimpin dengan gaya ini sering memiliki standar etika dan moral yang tinggi.

Tuesday, 17 November 2015

Sejarah Pocari Sweat


Pocari Sweat adalah satu produk yang amat populer di Jepun dan Indonesia. Sekarang marilah kita megetahui tentang sejarah-sejarah Pocari Sweat!


Di Pabrik Otsuka Pharmaceutical yang terletak di Tokushima Jepun, Masahito Otsuka (Presiden Direktur Otsuka Pharmaceutical ke-2) telah menciptakan beberapa produk terkenal seperti obat oles Oronine H atau minuman Oronamin C, sehingga perusahaan menjadi sangat maju.
Pada tahun 1973, Akihiko Otsuka (35th,anak dari Masahito Otsuka) yang pada saat itu menjabat sebagai kepala pabrik Tokushima juga berkeinginan untuk menciptakan produk yang dapat menjadi pilar perusahaan seperti yang telah dilakukan ayahnya.
Suatu hari, Rokuro Harima (44th, Penanggung jawab pengembangan minuman) dengan membawa cairan infus produksi Otsuka Pharmaceutical, menghadap Akihiko dan mengusulkan agar cairan infus yang dibawanya itu dijadikan minuman. Akihiko terheran sejenak. Lalu Harima menceritakan kisahnya mengapa dia mengusulkan agar cairan infus dijadikan minuman.
“Harima mengunjungi Mexico untuk survei buah – buahan tropis dalam rangka pengembangan minuman terbaru. Tetapi Harima mengalami diare parah, karena situasi pengadaan air bersih setempat cukup buruk. Dia terpaksa di obname di sebuah rumah sakit kecil yang fasilitasnya terbatas. Kalau saja ada fasilitas infus di rumah sakit itu, masalahnya sudah selesai. Harima yang berpikiran seperti itu, tiba – tiba teringat kembali sebuah peristiwa. Harima pernah melihat seorang dokter meminum cairan infus untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang setelah operasi berjam – jam. Kemudian Harima berpikiran bahwa Otsuka Pharmaceutical bisa mengembangkan cairan infus yang di produksi oleh Otsuka Pharmaceutical agar dapat diminum.
Setelah Harima menceritakan kisahnya tersebut, Akihiko berpendapat bahwa saat itu belum merupakan waktu yang tepat untuk mengembangkan produk seperti yang diceritakan Harima.
Tiga tahun kemudian (1976), Akihiko menjadi Presiden Direktur Otsuka Pharmaceutical yang ke-3 pada usia 38 tahun. Suatu hari Harima mendatangi Akihiko dengan membawa seorang staf. Staf itu adalah Akihisa Takaichi (33th, Seorang peneliti muda). Akihiko memanggil mereka berdua agar Harima & Takaichi mengembangkan cairan infus yang pernah Harima ceritakan. Akihiko berkeinginan untuk menciptakan minuman kesehatan yang komposisinya sama dengan keringat sehingga menambah elektrolit. Lalu konsep rasapun disampaikan secara jelas, agar saat diminum enak di tenggorokan.
Setelah selesai menghadap Akihiko, Harima menyerahkan semua tugas pengembangan minuman kesehatan tersebut kepada Takaichi agar dapat membina peneliti muda tersebut agar dapat memikul masa depan perusahaan.
Kemudian untuk memahami keringat itu apa, Takaichi pergi ke sebuah sauna dan berjalan – jalan disekitar perusahaan untuk mengambil sampel keringat. Takaichi mengadakan analisa tentang komposisi kedua sampel keringat tersebut. Takaichi ingin memeriksa konsentrasi Ion Natrium (kadar garam) yang menjadi sebab asinnya keringat. Hasilnya, nilai konsentrasi kadar garam sampel keringat di sauna jauh lebih tinggi dibandingkan nilai konsentrasi keringat saat berjalan – jalan. Sedangkan minuman yang ingin diciptakan adalah  minuman untuk menambah kadar air tubuh dalam kehidupan sehari – hari. Oleh karena itu, Takaichi mengambil patokan pada keringat konsentrasi dengan konsentrasi kadar garam yang rendah.
Takaichi langsung membuat minuman uji coba, dengan persis mengikuti komposisi keringat saat berjalan – jalan. Minuman itu lalu dibawa ke Harima untuk dicicipi. Tetapi Harima beranggapan bahwa minuman yang dibuat Takaichi tersebut pahit dan sangat sulit untuk ditelan. Sebagai ahli rasa, Harima bisa bisa mentukan diterima atau tidaknya produk oleh konsumen walaupun hanya secicipan.
Dari pagi hingga malam, masalah penelitian tak pernah terlepas dari pikiran Takaichi. Pada hari libur pun, Takaichi melakukan penelitian. Dan akhirnya terlintas ide dengan menambah zat pemanis alami untuk menghilangkan rasa pahitnya. Harimapun mencicipi minuman tersebut, dan mengatakan bahwa rasanya masih terlalu manis dan keseimbangan rasanya tidak tepat. Kadar gulanyapun harus dibawah 10%. Takaichipun kembali melakukan penelitian. Dalam penelitiannya, Takaichi mengalami maju mundur.
Hampir 3 tahun berlalu, sejak pengembangan minuman dimulai (bulan Mei 1979), Harima & Takaichi mendatangi Akihiko. Akihiko melakukan uji coba dalam merasakan minuman yang dibuat Takaichi. Akihiko juga berpendapat bahwa minuman tersebut masih terasa pahit. Saat itu juga, seorang karyawan masuk ke ruangan Akihiko. Dia ingin Akihiko menguji minuman serbuk instan rasa jeruk yang sedang dikembangkannya. Akihiko berpendapat bahwa minuman tersebut masih jauh dari sempurna.
Lalu kemudian, Akihiko, melakukan uji coba dengan mencampurkan kedua minuman tersebut menjadi satu. Dan Akihiko mengatakan bahwa minuman yang seperti itulah yang enak untuk diminum. Berkat apa yang dilakukan Akihiko, pengembangan minuman kesehatan maju satu langkah.
Suatu malam, Takaichi membeli beberapa jenis jeruk dan mencampurnya dengan minuman kesehatan, lalu dicoba diminum. Dan akhirnya, Takaichi mendapatkan rasa yang pas dengan salah satu jenis jeruk untuk menutupi rasa pahit. Jenis buah tersebut merupakan rahasia perusahaan Otsuka Pharmaceutical sampai sekarang.
Takaichi semakin mendalami penelitiannya, hingga akhirnya berhasil membuat minuman dengan konsentrasi kadar gula dibawah 10%. Takaichi menyeleksi 2 jenis minuman untuk uji coba pada tahap akhir, masing – masing 6.2% dan 7.0%. Untuk memperoleh tanggapan yang obyektif, Harima menyuruh peneliti – peneliti lain untuk ikut mencobanya. Beberapa dari peneliti – peneliti tersebut beranggapan bahwa yang kadar gula 7% lebih enak untuk diminum.  Para peneliti menyukai yang manis secara mutlak. Namun Harima, punya suatu ide.
Beberapa hari kemudian, setelah uji coba di laboratorium, Harima mengajak peneliti bawahannya untuk mendaki gunung dalam kota Tokushima. Setibanya di puncak gunung, Harima menyuruh para peneliti untuk mencoba dua jenis minuman A (kadar gula 7%) & B (kadar gula 6.2%). Sebenarnya minuman ini sama dengan minuman yang dicoba di laboratorium beberapa waktu yang lalu. Para peneliti lebih menyukai minuman B. Saat berkeringat yang kadar gulanya lebih sedikit terasa lebih segar dan lebih enak. Dan karena ini minuman kesehatan, maka harus terasa enak diminum saat beraktivitas. Maka, Harima pun membawa minuman dengan kadar gula 6.2% tersebut untuk dicicipi Akihiko. Dan Akihikopun sependapat dengan Harima.
Lalu, suatu hari pada pertemuan rapat Direksi Otsuka Pharmaceutical, Akihiko menyuruh direktur yang hadir untuk mencoba minuman kesehatan yang dikembangkan bertiga bersama Harima dan Takaichi. Namun, direktur senior yang mempertahankan Otsuka Pharmaceutical, dalam rentang waktu yang panjang, memberi tanggapan negatif terhadap rasa minuman itu. Rapat direksipun menjadi ricuh. Lalu kemudian, Akihiko menyuruh para direktur untuk meminumnya setelah berkeringat agar mereka tahu hebatnya produk ini.
Yakin pada kepekaan dirinyadan Harima, Akihiko kemudian memutuskan untuk menjual minuman tersebut.Produknya diberi nama Pocari Sweat. Kata Pocari yang memiliki kesan menyegarkan, dan kata Sweat yang memiliki arti keringat.
Pada bulan April 1980, penjualan Pocari Sweat dimulai. Karyawan marketing dan karyawan lainya mengunjungi toko – toko pengecer agar dipajang dilebih banyak tempat, walaupun masing – masing hanya 1 kaleng. Namun para pemilik toko menaggapi negatif Pocari Sweat karena rasanya yang tidak enak. Untuk mencoba menawarkan secara langsung kepada konsumen, dibukalah kios diberbagai event dan menjualnya dengan harga Rp. 10.000,00. Tetapi reaksi konsumen yang meminum Pocari Sweat sangat buruk sesuai yang dicemaskan direksi.
Saat itu, Presiden Direktur Akihiko mengeluarkan keputusan yang mengagetkan. Yaitu membagikan Pocari Sweat secara gratis dan tidak terbatas. Para staf marketingpun mengkhawatirkan angka kerugian yang bakal didapat perusahaan. Namun, Akihiko tetap pada keyakinannya, yaitu jangan memikirkan kerugiannya untuk saat ini dan mensosialisasikan konsep produk secara tepat daripada menjual produknya. Dengan demikian, nantinya konsumen akan mengerti keunggulan Pocari Sweat.
Pembagian Pocari Sweat secara gratis dan besar – besaranpun dimulai di seluruh Jepang. Tanaka (Kepala Tim Marketing) menuju ke lapangan baseball anak-anak dan membagikan gratis Pocari Swaet. Reaksi anak – anakpun positif. Tidak hanya membagikan secara gratis, namun Tanaka juga menjelaskan secara detail konsep Pocari Sweat. Staf Marketing lainya, juga memberikan Pocari Swaet pada orang yang baru selesai mandi dan orang – orang yang berkeringat saat berjalan. Reaksi merekapun mulai menyukai Pocari Sweat. Saat itu juga, sedikit demi sedikit, Pocari Sweat mulai populer.
Namun, kerugian pada perusahaan terus meningkat karena pembagian gratis Pocari Sweat tersebut. Dengn keyakinannya yang kuat agar di masa depan perusahaanya memperoleh untung, dia tetap ingin membagikan gratis Pocari Sweat sepanjang tahun tersebut. Akihiko berprinsip, “Kalau sekarang menebarkan benihnya, pasti akan berbuah banyak dikemudian hari”.
Satu tahun kemudian, pada tahun 1981, musim panas hampir tiba. Pada musim panas tahun kedua penjualan, tiba – tiba Pocari Sweat mulai laris secara drastis. Denagn cara memberikan produk secara gratis, konsep dan rasa Pocari Sweat telah dimengerti oleh para konsumen. Dan hasilnya, berbuah pada musim panas tahun kedua. Penjualan Pocari Sweat melonjak tiga kali ganda dari tahun sebelumnya,yaitu mencapai Rp. 2.6 triliun.
Keyakinan Presiden Direktur Akihiko akhirnya berbuah.

Kalau minat tentang produk Pocari Sweat, boleh melayari link yang berikut:
Dari sejarah Pocari Sweat, saya mendapati bahawa mencipta sesuatu produk yang baru dan bermanfaat bagi pelanggan adalah amat rumis sebab pelbagai masalah yang dari pelbagai segi perlu ditimbang sebelum melakukan sebarang keputusan. 
Akihiko Otsuka iaitu presiden direktur Otsuka Pharmacetical dan beliau mempunyai keyakinan diri yang tinggi kerana telah membuat keputusan untuk menjual pocari sweat walaupun pada mulanya produk tersebut tidak mendapat sambutan dari orang ramai. Dalam pekara ini , beliau boleh dikatakan adalah seorang presiden yang berani menghdapi risiko.
Mr. Akihisa Takaichi adalah seorang peneliti yang muda untuk produk Pocari Sweat. Dia telah memiliki nilai daya usaha yang kuat kerana dalam proses menghasilkan minuman kesihatan dia telah membuat penyelidikan walaupun dia telah gagal banyak kali. Setiap hari, dia sentiasa berfikir bagaimana menghasilkan minuman ringan yang lebih baik. Dia juga ialah seorang pemuda yang tidak mudah berputus asa. Pada mulanya, pocari sweat tidak mendapat sambutan yang baik dalam kalangan masyarakat. Dia telah menjalankan pencubaan banyak kali.
Oleh itu, saya juga mendapati bahawa sikap seseorang usahawan akan menentukan kerjayaannya.

Tuesday, 27 October 2015

Masalah yang dihadapi oleh usahawan selama memulakan perniagaan start-up dan selepas start-up.

Masalah-masalah yang dihadapi oleh usahawan semasa memulakan perniagaan start-up ialah:-

1. Kekurangan pengalaman.
Ini adalah antara faktor kebuntuan dalam memulakan perniagaan pada awal perdagangan dilakukan. Kebuntuan ini didorong oleh kekurangan kekuatan dalam mengurus dan menjalankan perniagaan. Memang tak dinafikan kebanyakan peniaga akan mengalami masalah yang sama ini dalam memulakan perniagaan, tapi apabila telah berjaya, kesusahan itu menjadi kemanisan akhirnya.

2. Memberi latihan dan pengetahuan yang secukupnya.
Cabaran yang seterusnya adalah kesukaran untuk mencari pekerja yang benar-benar mahir. Tahap ini adalah agak sukar untuk mendapatkan pekerja yang berpengalaman bekerja di bidang yang berkaitan. Sebagai contoh, peniaga yang ingin membuka perniagaan salon maka peniaga tersebut memerlukan pembantu yang mempunyai pengalaman untuk gunting rambut, dandanan, solekan, hiasan dan sebagainya. Mereka perlu memastikan bahawa perkhidmatan atau produk mereka memberi kepuasan kepada pelanggan serta pelanggan setia untuk datang balik untuk beli produk atau servis mereka.

3. Memilih strategi perniagaan
- Membina perniagaan tidak bermaksud telah menang, baru bermulanya halangan untuk ditempuhi. Peniaga perlu memilih strategi perniagaan seperti pilih pemborong, bagaimana mendapatkan pembeli baru, cara-cara untuk meningkatkan jualan, dan sebagainya.

4. Sikap yang tidak bermotivasi.
Sikap tidak yakin dengan keupayaan dan kebolehan syarikat untuk bersaing dengan pesaing terkenal di luar negara sering membantutkan hasrat usahawan untuk memperkenalkan produk atau perkhidmatannya di pasaran luar. Apabila wujud sikap tidak yakin, ia akan menyebabkan usahawan tidak berani mengambil risiko untuk mengembangkan perniagaannya walaupun peluang untuk memasuki pasaran antarabangsa sedia wujud.

5. Kekurangan maklumat. 
- Ramai usahawan memasuki pasaran tanpa maklumat yang mencukupi terutama maklumat berkaitan dengan polisi, prosedur, sistem percukaian dan lain-lain maklumat yang berguna. Akibat dari kekurangan maklumat ini, usahawan tidak memahami persekitaran perniagaan di negara yang dimasuki. Untuk mengatasi masalah ini, usahawan boleh mendapatkan maklumat dari pejabat kedutaan negara tersebut atau cuba mencari rakan niaga di negara yang ingin dimasuki.

6. Kekurangan modal.
- Tidak terhad kepada bantuan kewangan melalui bank atau institusi kewangan. Sumber kewangan boleh juga dijana dari saudara mara atau rakan kongsi, tapi memang sukar bagi kita bangsa Melayu dalam meyakinkan saudara mara untuk meminjam wang. Melainkan saudara mara anda itu cukup rapat dengan anda.

Dalam artikel berikut adalah contoh-contoh yang tentang cabaran atau masalah yang dihadapi oleh usahawan semasa memulakan perniagaan...


Masalah-masalah yang dihadapi oleh usahawan semasa memulakan perniagaan selepas start-up adalah:-

1. Masalah pemasaran 
– Ini juga masalah biasa dihadapi oleh para usahawan. Kekangan kewangan membuat tak ada banyak pilihan. Tersilap habiskan wang untuk pemasaran yang tak menjadi bakal membungkuskan perniagaan. Nak buat tak pasti, tak buat tak boleh. Kalau sekadar tunggu atas kerusi pejabat, pelanggan tak akan datang. Jadi nak buat macam mana?

2. Masalah jualan. 
Jika masalah pemasaran berjaya diselesaikan dan berjaya membuka pagar yang memisahkan antara pelanggan dengan syarikat anda, timbul pula masalah jualan. Pelanggan datang tapi tak beli. Atau pelanggan beri respon tapi tidak dilayan pula dan sebagainya.

3. Masalah pekerja.
Ini juga satu masalah yang amat lumrah datang silih berganti. Jika dilayan dan diambil hati boleh membuatkan taukeh lari. Usahawan akan sering berhadapan dengan pekerja yang tak buat kerja, malas, suka ponteng, tak tahu nak buat kerja, tak berminat datang kerja, tak boleh diharapkan, tak bekerjasama dan senarainya akan datang berjela-jela. Tak pernah habis.

4. Masalah akaun.
Ini juga antara masalah paling top di hadapi oleh ramai para usahawan. Ia melibatkan perniagaan yang tak menguntungkan, kos operasi yang tinggi, wang tunai tak ada, bayaran tak masuk. Tak tahu ke mana duit menghilang, tak pasti samada boleh bayar hutang dan lain-lain lagi seumpamanya. Jika masalah ini tak diselesaikan, akan membawa kepada timbulnya masalah pertama di atas.

5. Masalah semangat yang hilang.
Ini merupakan masalah pada diri usahawan itu sendiri yang adakalanya datang dan pergi. Bila rugi teruk, semgat turun, bila banyak kerja sangat tapi tak untung, semangat juga akan mula pudar. Masalah ini perlu dihadapi dan diselesaikan walau dengan apa cara sekalipun. Kerana ia merupakan perkara paling penting nombor satu dalam menjadi seorang usahawan yang berjaya.

Selain itu, masalah-masalah yang dihadapi oleh usahawan adalah banyak seperti:
i. Tarif.
ii. Bukan Tarif.
iii. Faktor budaya.
iv. Pertukaran mata wang asing. 

Contoh-contoh artikel yang tentang kenapa usahawan gagal dalam perniagaan...

Wednesday, 21 October 2015

Bagaimana membangunkan budaya keusahwanan???

Istilah usahawan dalam bahasa Inggeris ialah "entrepreneur". Istilah “entrepreneur” berasal daripada bahasa Perancis “entreprendre” - Richard Cantillon (1755). 

  • Memikul sesuatu tugas.
  • Berperanan seperti seorang Jeneral Perang.
  • "Business is like going to war". A similar concept to Tsun Sze’s “Art of War”.
  • Usahawan perlukan strategi untuk menang sama seperti dalam peperangan.
Usahawan ialah individu atau kumpulan individu yang menubuhkan atau menerajui perniagaan sendiri serta mengembangkannya dari masa ke semasa demi kemakmuran masyaratkat dan negara. Didapati bidang keusahawan adalah bidang yang patut diterokai oleh sesiapa sahaja. Ianya penting untuk pembangunan agama, bangsa dan negara. Ramai yang memilih untuk menjadi seorang usahawan kerana didorong oleh banyak faktor yang ada di sekelilingnya. Faktor-faktor yang ada telah menguatkan lagi semangat seseorang itu untuk menjadi usahawan yang berjaya.

1. Sebab Agama.
Antara faktor-faktor yang mendorong anda untuk menjadi seorang usahawan adalah kerana ianya sangat digalakkan dalam agama islam. Rezeki dalam bidang perniagaan adalah sangat luas jika anda bijak mengambil peluang. Anda juga dapat mengikut sunnah Rasulullah yang sememangnya seorang usahawan yang hebat. Anda perlu mencontohi ketokohan baginda sebagai seorang ahli perniagaan yang berjaya. Selain itu anda perlu mencontohi golongan sahabat baginda seperti Abdul Rahman bin Auf yang merupakan seorang ahli perniagaan islam yang terulung. Anda perlu belajar dari kisah sahabat besar nabi ini yang merupakan ahli perniagaan yang berjaya semasa zaman permulaan islam.

2. Kebebasan.
Tidak semua orang suka untuk diperintah oleh orang lain. Anda sudah tentu tidak suka jika anda orang yang memaksa anda melakukan sesusatu pekerjaan. Tidak suka diperintah, itulah adalah sifat semulajadi manusia. Anda mahu lakukan kerja yang anda suka. Buat apa yang anda mahu lakukan. Dalam erti kata lain manusia itu mahukan kebebasan. Anda mahu bebas melakukan perkara-perkara yang anda suka dan tidak melibatkan orang lain yang memberi perintah kepada anda. Oleh kerana itu, bidang keusahawanan adalah bidang yang anda bebas untuk melakukan pekerjaan yang anda minat dan suka tanpa diperintah oleh orang lain.

3. Keinginan untuk Kemewahan.
Semua orang mahu menjadi kaya raya. Ini kerana orang kaya akan lebih senang kehidupannya. Jika miskin maka hidup akan susah kerana nak cari makan pun susah pada masa sekarang. Dengan berniaga tidak mustahil anda akan menjadi seorang yang kaya raya. Anda perlu mengubah gaya hidup supaya ianya selari dengan zaman sekarang. Jika tidak anda akan dianggap sebagai seorang yang ketinggalan zaman. Atas faktor inilah anda perlu mengubah kehidupan anda supaya kehidupan anda sentiasa seiring dengan kemajuan pada zaman sekarang. Dengan melibatkan diri dalam perniagaan anda dapat mengubah gaya kehidupan anda pada masa sekarang dan juga pada masa-masa yang akan datang.

4. Berkhimat untuk Masyarakat.
-Memang menjadi tanggungjawab sosial kepada anda untuk berkhidmat kepada masyarakat. Seorang usahawan adalah mereka yang hebat dan berpengetahuan luas. Anda boleh membantu orang lain melalui kewangan yang anda ada ataupun melalui ilmu pengetahuan yang anda miliki. Dengan cara ini anda dapat berkhidmat kepada mereka yang benar-benar memerlukan pertolongan.

5. Keminatan dalan bidang Keusahawanan.
Budaya keusahawanan adalah datang dari pewarisan dari ahli keluarga yang lain. Contohnya ayah anda telah memiliki sebuah perniagaan sendiri. Sudah tentu pada masa hadapan anda juga akan belajar dan mengikuti jejak langkah ayah anda dalam bidang perniagaan untuk meneruskan perniagaan keluarga anda. Tapi bidang keusahawanan ini bergantung kepada minat anda. Walaupun tidak ada ahli keluarga anda yang melakukan perniagaan tidak mustahil anda akan menjadi seorang usahawan. Semuanya bergantung kepada minat anda. Anda boleh belajar sendiri kerana minat. Faktor kejayaan orang lain juga boleh mempengaruhi minat anda untuk lebih berjaya dalam bidang keusahawanan.

https://ce.unisza.edu.my/index.php?option=com_content&view=article&id=291:faktor-kritikal-kejayaan-usahawan-dalam-perniagaan&catid=52&Itemid=305&lang=my


Cara-cara Membangunkan budaya keusahawanan???
==>

1. Mengkaji tentang suasana dan kedudukan.

2. Mencari rakan kongsi yang boleh dipercayai.

3. Bermula secara kecil-kecilan.

4. Mengupah pekerja yang boleh dipercayai.

5. Mempunyai strategi yang berkesan.

6. Mendengar dan mengikuti kemahuan pelanggan.

7. Bersedia untuk memulakan perniagaan yang besar.

Artikel yang penuh...sila click link ni...

http://www.usahawan.com/strategi-bisnes/7-tips-memajukan-perniagaan.html